Indowins Agen Judi Bola Indonesia - LUIS Figo masuk dalam bagian generasi emas Tim Nasional (Timnas) Portugal bersama beberapa nama seperti Deco, Rui Costa, Joao Pinto, hingga juniornya, Cristiano Ronaldo. Skuad Portugal kala itu diharapkan bisa menorehkan prestasi terbaik atau melewati pencapaian-pencapaian yang pernah diraih Portugal sebelum era mereka.
Sebagian besar pemain dalam skuad tersebut menjadi bagian kesuksesan Timnas Portugal saat menjuarai Piala Dunia Junior pada 1991. Mereka pun tumbuh dan bermain pada rentang usia yang tak terpaut jauh satu sama lain. Hal itu yang membuat beberapa harapan besar datang.
Apalagi sebelumnya, di ajang sepak bola antarnegara Eropa maupun dunia, prestasi tertinggi Portugal hanyalah semifinalis (Piala Eropa 1984 dan Piala Dunia 1966). Penampilan perdana generasi emas Portugal tersebut adalah saat tampil di ajang Piala Eropa 2000 dan berhasil menembus hingga babak semifinal.
Sebagian besar pemain dalam skuad tersebut menjadi bagian kesuksesan Timnas Portugal saat menjuarai Piala Dunia Junior pada 1991. Mereka pun tumbuh dan bermain pada rentang usia yang tak terpaut jauh satu sama lain. Hal itu yang membuat beberapa harapan besar datang.
Apalagi sebelumnya, di ajang sepak bola antarnegara Eropa maupun dunia, prestasi tertinggi Portugal hanyalah semifinalis (Piala Eropa 1984 dan Piala Dunia 1966). Penampilan perdana generasi emas Portugal tersebut adalah saat tampil di ajang Piala Eropa 2000 dan berhasil menembus hingga babak semifinal.
Indowins - Agen Judi Bola
Judi Bola Online | Casino Online | Sportsbook | TOTO | PokerQQ
BONUS CASHBACK UP TO 10% untuk Semua MEMBER

Dua tahun setelahnya, atau tepatnya pada 2002, Portugal siap
memberikan kejutan di ajang Piala dunia yang berlangsung di dua negara
yakni Korea dan Jepang.
“Inti dari tim ini telah bermain bersama-sama lebih dari 10
tahun. Saya, Rui Costa, Joao Pinto dan Jorge Costa, berada dalam tim
yang memenangkan Piala Dunia Junior (1989 dan 1991). Kami juga berada
pada tim sama saat menginjak usia 29 sampai 30 tahun dan sedang berada
pada puncak penampilan,” ujar Luis Figo ketika berbicara mengenai Timnas
Portugal di eranya.
Meskipun tidak dapat memenangkan Piala Dunia, Figo meyakini
timnya akan melaju lebih jauh ketimbang partisipasi terakhir Brasilnya
Eropa (julukan Portugal) di Piala Dunia yaitu babak grup pada perhelatan
1986.
Akan tetapi tidak disangka, Portugal gagal total di Piala Dunia 2002.
Berada di Grup D bersama tuan rumah Korea Selatan, Amerika Serikat
serta Polandia, Portugal harus rela tersisih di fase grup. Peringkat
ketiga klasemen dengan nilai akhir tiga, tentu bukan hasil yang
menggembirakan.
Sementara itu, laga terakhir Figo bersama Portugal adalah saat
mereka kalah dalam perebutan gelar juara ketiga kontra Jerman di ajang
Piala Dunia 2006. Kala itu Portugal kalah 1-3 dari tim tuan rumah. Dua
gol Bastian Schweinsteiger serta gol bunuh diri Armando Teixeira hanya
mampu dibalas sebiji gol oleh Nuno Gomes jelang laga usai.
Dengan pencapaiannya itu, Figo memecahkan rekor caps terbanyak
untuk timnas Portugal dengan catatan 110 laga saat tampil di final Euro
2004. Sayang, di partai puncak pesta sepakbola negara se-Eropa itu,
Portugal kalah 1-0 dari Yunani.
Figo juga disejajarkan dengan Eusebio, legenda hidup sepakbola
Portugal yang menjadi top skor Piala Dunia 1966 dengan sembilan gol.
Namun, rekor caps Figo di atas dipecahkan sang junior, Ronaldo. Ronaldo
yang memulai debut bersama Portugal pada 2003 tercatat telah 158 kali
berseragam Seleccao das Quinas.



No comments:
Post a Comment